Penulis:

Atin Kartinah, M,Pd.Atin KartinahDinas Pendidikan Kabupaten Garut

Pendidikan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran, pelatihan, proses, cara, dan perbuatan mendidik. Penjelasan ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh bapak pendidikan kita Kihajar Dewantara, pendidikan merupakan upaya memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.
Relevansi pemikiran Kihajar Dewantara terhadap tranfpormasi pendidikan saat ini yaitu adanya kodrat keadaan yang meliputi kodrat alam dan kodrat zaman. Menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman.
Berbagai pemahaman yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara ternyata faktor alam dan lingkungan anak berada sangat berpengaruh besar terhadap sikap dan perilaku mereka dalam cara belajar dan bersosialisasi. Pertimbangan kodrat zaman harus pula disesuaikan dengan proses pembelajaran di dalam kelas juga. Materi pelajaran, cara mengajar, dan pendekatan terhadap siswapun harus disesuaikan dengan tuntutan zaman pada saat sekarang dan yang akan datang. Sehingga tercipta siswa-siswa yang unggul yang siap berkompetisi memenuhi kebutuhan zaman yang tidak lagi tersekat oleh jarak dan teritorial.
Cara orang berkomunikasi, berkolaborasi, dan bekerja pada saat ini pula sangat dipengaruhi oleh teknologi baru, analisis big data, dan media sosial. Bahkan di era ini pula, berbagai terobosan teknologi sangatlah memengaruhi kehidupan manusia secara umum. Sumber daya manusia semakin bermacam-macam dengan berbagai generasi yang mengisinya. Untuk mengimbangi semua tuntutan itu tentulah harus ada peningkatan kemampuan dan keterampilan sumber daya manusia yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan zaman dengan tidak meninggalkan kodrat anak Indonesia sesungguhnya.
Untuk semua alasan di atas tentunya cara belajar mengajar betul-betul dibuat guna mempersiapkan siswa menghadapi tantangan-tantangan baru tersebut. Semua upaya pendidik di dalam kelas termasuk cara memotivasi siswa disesuaikan dengan dunia siswa itu sendiri guna kebutuhan hidupnya kelak. Pengetahuan dan keterampilan TIK pendidik yang baik diharapkan bisa beradaptasi dengan tuntutan siswa yang hidup di era digital. Kreativitas dan inovasi seorang pendidik diharapkan pula bisa memupuk siswa untuk berpikir kreatif, mengkonstruksi ilmu pengetahuan dan mengembangkan hasil yang inovatif melalui penggunaan teknologi salah satunya.

Upaya lain yang dilakukan pendidik adalah memfasilitasi pemerolehan isi pengajaran dan peningkatan kualitas belajar dengan mengoptimalkan penggunaan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan zaman saat ini. Salah satu contohnya adalah pembelajaran aktif yang menekankan proses pembelajaran berpusat pada anak untuk berpartisipasi aktif mengkontruksi pengetahuan. Kemudian pembelajaran berbasis proyek yang merupakan salah satu praktek dari pembelajaran aktif itu sendiri. Pada pembelajaran berbasis projek keleluasaan cara belajar siswa sangatlah nampak karena dapat dilaksanakan secara individu atau kelompok untuk bisa memperoleh pengalaman memecahkan masalah yang komplek.
Pendekatan lainnya yaitu Flipped-classroom atau kelas terbalik. Pendekatan ini memberi ruang pada siswa untuk melakukan aktivtas-aktivitas secara mandiri (autonomous). Biasanya ini dilakukan pada level pengetahuan rendah dengan memposisikan siswa dalam aktivtas mandiri dan kolaborasi. Praktik pada pendekatan ini bertujuan memberi lingkungan belajar yang memadukan penggunaan teknologi dengan aktivitas praktis dalam pembelajaran.
Selanjutnya pendekatan games based-pedagogy (pembelajaran berbasis permainan) yang memberikan suasana bermain tetapi bisa menghasilkan pemerolehan pengetahuan yang cukup bagus. Satu lagi pendekatan yang sedang trend dilaksanakan saat ini yaitu blended learning yang memadukan pengajaran tatap muka dan pengajaran secara daring. Pendekatan ini memadukan penggunaan teori-teori belajar dan praktek untuk meningkatkan dan menyesuaikan pembelajaran agar bisa memenuhi kebutuhan pembelajar dan industry menuju konsep pendidikan 4.0.
Akhirnya, dibalik semua upaya dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa oleh pendidik untuk menguasai materi dan memanfaatkan teknologi tidak luput dari dampak negatif yang ditimbulkan jika penggunaannya tidak bertanggung jawab. Oleh sebab itu mengenalkan konsep Digital Citizenship sangatlah perlu diajarkan pendidik kepada siswa untuk menghadapi era society 5.0. Hal ini dilakukan untuk bisa menciptakan siswa sebagai pengguna dunia digital agar berperilaku sewajarnya dengan mengikuti norma, aturan sehingga tidak adanya penyalahgunaan internet yang tak terbatas. Seperti halnya yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara dalam proses membimbing anak diberi kebebasan namun pendidik senantiasa memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pendidik dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.